Loading...
world-news

Bahasa formal diskusi - Teks Discussion Materi Bahasa Inggris Kelas 12


Di era globalisasi yang serba cepat ini, keterampilan berdiskusi menjadi sangat penting dalam berbagai konteks kehidupan, baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun kegiatan sosial. Namun, berdiskusi bukan sekadar bertukar pendapat, tetapi melibatkan etika bahasa, tata krama komunikasi, serta kejelasan penyampaian gagasan. Penggunaan bahasa yang tepat, khususnya bahasa formal, menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah diskusi. Penggunaan bahasa formal menunjukkan kedewasaan berkomunikasi, mencerminkan profesionalisme, dan menciptakan suasana yang kondusif bagi pertukaran ide secara sehat.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai bahasa formal dalam diskusi: apa itu bahasa formal, ciri-cirinya, kapan harus digunakan, contoh penerapannya, serta tips untuk menggunakannya secara efektif. Sebagai bagian integral dari proses komunikasi ilmiah maupun profesional, bahasa formal layak dibahas secara mendalam agar tujuan diskusi dapat tercapai secara optimal.

Pengertian Bahasa Formal dalam Diskusi

Bahasa formal adalah ragam bahasa baku yang digunakan dalam situasi resmi, terutama dalam konteks profesional, akademis, atau hubungan yang bersifat institusional. Dalam diskusi, bahasa formal berarti penggunaan kosakata, struktur kalimat, dan gaya penyampaian yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa formal bertujuan agar pesan tersampaikan secara jelas, sopan, dan terstruktur, serta menghindari kesalahpahaman.

Dalam konteks diskusi, bahasa formal tidak selalu berarti kaku atau terlalu akademis. Bahasa formal yang baik adalah bahasa yang lugas, terarah, logis, dan tetap memperhatikan etika komunikasi. Bahasa ini berbeda dengan bahasa informal yang cenderung lebih santai, bebas, mengandalkan ekspresi nonbaku, dan digunakan dalam situasi akrab atau kasual.

Ciri-ciri Bahasa Formal

Bahasa formal dalam diskusi memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari bahasa informal. Berikut adalah beberapa ciri-ciri bahasa formal yang umum ditemukan:

1. Menggunakan Kalimat Baku

Salah satu ciri utama bahasa formal adalah penggunaan kalimat-kalimat baku yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat dalam bahasa formal bersifat lengkap, jelas, dan tidak ambigu. Contohnya:

  • “Saya berpendapat bahwa...” lebih baik daripada “Menurut gue...” atau “Kayaknya sih...”

2. Pemilihan Diksi yang Tepat

Penggunaan kosakata dalam bahasa formal cenderung menggunakan kata-kata yang baku dan lugas. Kata-kata yang bersifat slang, gaul, atau sehari-hari dihindari. Misalnya:

  • “Mengimplementasikan” lebih baik daripada “ngaplikasiin”

  • “Mengapa hal tersebut terjadi?” lebih formal dibandingkan dengan “Kenapa tuh bisa?”

3. Struktur Kalimat yang Sistematis

Bahasa formal mengedepankan kalimat-kalimat yang teratur secara logis. Biasanya kalimat diawali dengan subjek yang jelas, diikuti predikat, objek, serta keterangan jika diperlukan. Kalimat majemuk pun digunakan dengan struktur yang rapi.

4. Menghindari Singkatan Tidak Baku

Singkatan seperti “yg”, “tdk”, “dlm” tidak digunakan dalam bahasa formal. Sebagai gantinya ditulis lengkap: “yang”, “tidak”, “dalam”.

5. Tidak Mengandung Emosi Berlebihan

Bahasa formal bersifat objektif dan menghindari ungkapan emosional yang berlebihan. Kalimat seperti “Saya sangat marah karena...” atau “Ini sungguh menyebalkan” diganti dengan kalimat yang lebih netral, seperti “Saya tidak sepakat dengan pendapat tersebut karena...”

6. Berorientasi pada Kejelasan dan Ketepatan

Bahasa formal bertujuan agar ide dan pendapat dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penggunaan kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa formal haruslah tepat dan jelas.

Fungsi Bahasa Formal dalam Diskusi

Menggunakan bahasa formal dalam diskusi memiliki beberapa fungsi penting, terutama dalam menumbuhkan suasana profesional dan hormat antar peserta diskusi. Berikut beberapa fungsi bahasa formal dalam berdiskusi:

1. Menjaga Etika Komunikasi

Dengan bahasa formal, peserta diskusi dapat menyampaikan pendapat, kritik, bahkan ketidaksetujuan dengan cara yang sopan dan elegan tanpa menyinggung lawan bicara.

2. Menciptakan Suasana Kondusif

Penggunaan bahasa formal mengarahkan jalannya diskusi menjadi lebih terstruktur dan terarah. Hal ini menciptakan suasana yang nyaman bagi semua pihak untuk menyampaikan pandangan.

3. Meningkatkan Kredibilitas Pembicara

Bahasa yang baik dan teratur akan meningkatkan kredibilitas serta kepercayaan audiens terhadap pembicara. Penggunaan bahasa formal menunjukkan bahwa pembicara memahami substansi diskusi dan menghormati proses komunikasi.

4. Menghindari Kesalahpahaman

Bahasa formal cenderung minim miskomunikasi karena menggunakan struktur kalimat yang jelas dan kosakata yang baku. Hal ini membantu peserta diskusi memahami maksud pembicaraan secara tepat.

5. Meningkatkan Profesionalisme dan Kejelasan

Dalam diskusi akademik dan profesional, bahasa formal membantu memperkuat argumen dan memberikan citra serius serta terencana terhadap apa yang ingin disampaikan.

Contoh Penggunaan Bahasa Formal dalam Diskusi

Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh penggunaan bahasa formal dalam beberapa kalimat yang biasa ditemukan dalam diskusi.

Contoh Diskusi Ilmiah:

“Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan, terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan membaca dan kemampuan menulis siswa.”

Contoh Kalimat Persetujuan:

“Saya sepakat dengan argumen yang disampaikan sebelumnya, karena data yang digunakan sudah cukup valid.”

Contoh Kalimat Ketidaksetujuan:

“Dengan segala hormat, saya kurang sependapat dengan pandangan tersebut, sebab terdapat beberapa variabel yang belum dipertimbangkan.”

Contoh Kalimat Ajakan:

“Mari kita bersama-sama mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan ini.”

Contoh Kalimat Penutup:

"Demikian pendapat yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya."

Kapan Bahasa Formal Digunakan dalam Diskusi?

Bahasa formal digunakan terutama dalam situasi-situasi yang bersifat resmi, akademis, atau profesional. Adapun beberapa situasi diskusi yang ideal untuk menggunakan bahasa formal antara lain:

  • Diskusi akademik seperti seminar, simposium, debat ilmiah

  • Rapat perusahaan atau organisasi formal

  • Presentasi penelitian atau proyek

  • Diskusi panel yang disiarkan publik

  • Sidang atau musyawarah lembaga resmi

  • Wawancara kerja formal

Namun demikian, bahasa formal juga bisa diterapkan dalam lingkungan sekolah atau universitas ketika membahas materi pelajaran atau tugas kelompok jika suasananya menuntut komunikasi serius dan terarah.

Tips Menggunakan Bahasa Formal dalam Diskusi

Agar dapat menggunakan bahasa formal dengan baik dalam diskusi, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:

1. Pelajari dan Gunakan Kosakata Baku

Kenali kosakata baku dalam bahasa Indonesia. Gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai rujukan jika menemukan kata yang ragu apakah baku atau tidak.

2. Gunakan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, padat, dan tidak bertele-tele. Gunakan kalimat yang langsung ke pokok persoalan, namun tetap memperhatikan struktur dan tata bahasa.

3. Latih Kemampuan Berbicara Formal

Berlatihlah berbicara di depan cermin atau bersama teman dengan materi diskusi tertentu. Latihan ini dapat meningkatkan kelancaran dan percaya diri dalam menyampaikan pendapat secara formal.

4. Jaga Nada Bicara

Meskipun menggunakan bahasa formal, nada suara juga perlu dijaga. Usahakan berbicara dengan intonasi yang tenang, jelas, dan tidak mendominasi.

5. Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung

Bahasa tubuh seperti kontak mata, posisi duduk yang tegak, atau gestur tangan yang wajar dapat mendukung penggunaan bahasa formal dalam diskusi.

6. Hindari Kata-kata Emosional atau Kasar

Dalam diskusi, terutama jika terjadi perbedaan pendapat, hindari penggunaan kata-kata yang dapat memicu emosi atau tidak sopan. Gunakan kalimat yang objektif dan bernada netral.

Bahasa formal merupakan salah satu elemen penting dalam diskusi yang bersifat resmi, akademis, maupun profesional. Penggunaan bahasa formal mencerminkan kemampuan komunikasi yang baik, sikap saling menghargai, dan kedewasaan berpikir. Ciri utama bahasa formal adalah penggunaan bahasa baku, kalimat terstruktur, dan diksi yang sopan. Fungsi bahasa formal dalam diskusi sangat signifikan dalam menjaga etika komunikasi, menciptakan suasana kondusif, dan meningkatkan kredibilitas diri.

Dengan berlatih menggunakan bahasa formal dalam diskusi, seseorang tidak hanya meningkatkan keterampilan berkomunikasinya, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta menyampaikan ide secara sistematis dan efektif. Kemahiran berbahasa formal sangat mendukung keberhasilan dalam dunia pendidikan, karier, dan interaksi sosial.

Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa berdiskusi dengan bahasa formal bukan sekadar kewajiban etika, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap lawan bicara dan proses bertukar pikiran yang sehat. Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk mempelajari dan membiasakan diri menggunakan bahasa formal dalam berbagai konteks diskusi.